---Kejadian---
Dan pada
akhirnya, kata kepedulian itu adalah ketidakpedualian itu sendirinya. Yang
datang itu hanyalah kesinggahan, menemani sementara dan berlalu sudah. Apakah
takdir mempermainkanku, atau Ia menari dengan bangga atas segala kesusahan ini?
Tak setetespun air mata itu keluar, bahkan dipaksa-pun tak akan mengalir.
“
iya bang, nikmat memang. 2 ronde ndak cukup rasanya”. Gelak tawa cerita sangat
intim itu dibagikan olehnya, Samy kepada senior ditempat kita bekerja. Hening
sudah dibalik dinding itu aku mendengarnya. Aku tak menyangka, lelaki yang
mendampingiku diruang kerja dan ruang keseharian itu mengungkap hubungan intim
kami.
Lekas sudah
aku selesaikan kerjaku, ku tutup rapat laptop. Ku Tarik dalam nafasku, dan
segera menuju ke dapur kantor. Ku aduk segelas kopi dan menggema sudah
cerita-cerita intim itu dibenakku. Tak lama ku beranikan diri keluar, dan
membuka pintu. Ya, harus berjalan melewati dan berhadapan dengan mereka.
“
Eh April, dari mana?” Sapa senior, Bang Ucup begitu sapaan akrabnya. Tanpa merasa
canggung, ia melirik seolah-olah telah membayangkan malam intimku dengan Samy.
Bahkan Samy-pun tak merasa bersalah, justru terkesan bangga dengan apa yang
telah diceritakannya. Tak aku ubah wajahku, takku ubah gayaku walau marah dan
kesal telah bercampur.
“biasa,
kopi bang? Ngantuk” jawabku seraya senyum seperti biasanya. Hanya senyum seperti biasanya, dan akupun
berlalu kembali menuju meja kerjaku. Tak sanggup rasanya bertahan lama.
Kupandangi jam kantor, dan segera kubenahi barang-barangku dan mengesankan
diriku terburu-buru, seolah-olah ada yang harus ku kerjakan diluar.
“
gue duluan ya, ada urusan mendadak”, pura ku pada rekan-rekan yang lain. Aku
melihat Sam dan Bang Ucup melongok dan Sam-pun memburu. Sedikit acting
kepura-puraan, aku meyakinkan ada pertemuan di luar dengan seorang mitra kerja.
Aku-pun berlalu dan pada akhirnya itulah pertemuan terakhirku dengan Sam, Bang
Ucup dan kantor. Kemudian, meninggalkan Kota Jakarta menjadi pilihan terbaik. Antara
aku yang sedang cundangi diri sendiri, dan hanya bisa berlari, menepi dan
menjaus sudah.
---0---
Komentar
Posting Komentar